Himpunan Matematika
Teori Himpunan
A.Pengertian Himpunan
Konsep himpunan mendasari hampir semua cabang matematika. Gerorg Cantor dianggap
sebagai Bapak teori himpunan. Himpunan adalah kumpulan benda atau objek-objek atau lambang-lambang
yang mempunyai arti yang dapat didefinisikan dengan jelas mana yang merupakan
anggota himpunan dan mana bukan anggota himpunan. Istilah didefinisikan
dengan jelas dimaksukkan agar orang dapat menentukan apakah suatu benda
merupakan anggota himpunan yang dimaksud tadi atau tidak.
Jika kita amati
semua objek yang berada disekeliling kita yang dijadikan contoh di atas, dapat
didefinisikan dengan jelas dan dapat dibedakan mana anggota himpunan tersebut
dan mana yang bukan.Himpunan makanan yang lezat, himpunan gadis yang cantik dan
himpunan bunga yang indah adalah contoh himpunan yang tidak dapat didefinisikan
dengan jelas. Lezatnya makanan, cantiknya gadis dan indahnya bunga bagi setiap
orang relatif. Lezatnya suatu hidangan bagi seseorang atau sekelompok
orang belum tentu lezat bagi orang lain atau sekelompok orang
lainya.
Demikian juga indahnya sekuntum bunga
bagi seseorang belum tentu indah bagi orang lain. Bagi A yang indah adalah
mawar merah bagi B yang indah adalah melati. Jadi relatif bagi setiap orang.
Benda atau objek yang termasuk dalam himpunan disebut anggota atau elemen atau
unsur himpunan tersebut. Umumnya penulisan himpunan menggunakan huruf kapital
A, B, C dan seterusnya, dan anggota himpunan ditulis dengan huruf kecil.
B. Jenis-Jenis
Himpunan
1. Himpunan Bagian (Subset).
Himpunan A dikatakan himpunan
bagian (subset) dari himpunan B ditulis A ⊂ B ”,
jika setiap anggota A merupakan anggota dari B.
Syarat :
A ⊂ B, dibaca : A himpunan
bagian dari B
A ⊂ B, dibaca : A bukan
himpunan bagian dari B
B ⊂ A dibaca : B bukan
himpunan bagian dari A
B ⊂ A dibaca : B bukan
himpunan bagian dari A
Contoh :
Misal A = { 1,2,3,4,5 } dan
B = { 2,4} maka B ⊂ A
Sebab setiap elemen dalam B merupakan
elemen dalam A, tetapi
tidak sebaliknya.
Penjelasan : Dari definisi diatas himpunan
bagian harus mempunyai unsur himpunan A juga merupakan unsur himpunan
B.artinya kedua himpunan itu harus saling berkaitan.
2. Himpunan Kosong (Nullset)
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai unsur
anggota yang sama sama sekali.
Syarat :
Himpunan kosong = A atau { } Himpunan kosong
adalah tunggal
Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap
himpunan
Perhatikan : himpunan kosong tidak boleh di nyatakan
dengan { 0 }.
Sebab : { 0 } ≠ { }
Penjelasan : dari definisi diatas himpunan
kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai satupun anggota, dan biasanya
himpunan kosong dinotasikan dengan huruf yunani ø (phi).
3. Himpunan Semesta
Himpunan semesta biasanya dilambangkan dengan “U” atau “S”
(Universum) yang berarti himpunan yang memuat semua anggota yang dibicarakan
atau kata lainya himpunan dari objek yang sedang dibicarakan
4. Himpunan Sama (Equal)
Bila setiap anggota himpunan A juga merupakan anggota
himpunan B, begitu pula sebaliknya.di notasikan dengan A=B
Syarat : Dua buah himpunan anggotanya harus
sama.
Contoh :
A ={ c,d,e} B={ c,d,e } Maka A
= B
Penjelasan : Himpunan equal atau himpunan
sama,memiliki dua buah himpunan yang anggotanya sama misalkan anggota himpunan
A {c,d,e} maka himpunan B pun akan memiliki anggota yaitu { c,d,e }.
5. Himpunan Lepas
Himpunan lepas adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya
tidak ada yang sama.
Contoh C = {1, 3, 5, 7} dan D = {2,
4, 6} Maka himpunan C dan himpunan D saling lepas.
Catatan : Dua himpunan yang tidak kosong
dikatakan saling lepas jika kedua himpunan itu tidak mempunyai satu pun anggota
yang sama
6. Himpunan
Komplemen (Complement set)
Himpunan komplemen dapat di nyatakan dengan notasi AC .
Himpunan komplemen jika di misalkan S = {1,2,3,4,5,6,7} dan A
= {3,4,5} maka A ⊂ U.
Himpunan {1,2,6,7} juga merupakan komplemen, jadi AC = {1,2,6,7}. Dengan
notasi pembentuk himpunan ditulis :
AC = {x│x Є U, x Є A}
7. Himpunan Ekuivalen (Equal Set)
Himpunan ekuivalen adalah himpunan yang anggotanya sama
banyak dengan himpunan lain.
Syarat : Bilangan cardinal dinyatakan dengan
notasi n (A) A≈B, dikatakan sederajat atau ekivalen, jika himpunan A ekivalen
dengan himpunan B,
Contoh :
A = { w,x,y,z }→n (A) = 4
B = { r,s,t,u } →n (B) = 4
Maka n (A) =n (B) →A≈B
Penjelasan : himpunan ekivalen mempunyai
bilangan cardinal dari himpunan tersebut, bila himpunan A beranggotakan 4
karakter maka himpunan B pun beranggotakan 4.
Komentar
Posting Komentar